Budayapijay.or.id - Langai adalah alat bajak sawah tradisional yang hingga kini masih digunakan di beberapa desa. Alat ini bekerja dengan tenaga kerbau atau sapi dan terdiri dari beberapa komponen utama yang dirancang secara khusus untuk mendukung proses pembajakan.
Langai memiliki struktur utama yang disebut boh langai dengan tinggi sekitar 55-60 cm. Di bagian ini dipasang mata langai, bilah besi tajam sepanjang 20-25 cm yang berfungsi membalik tanah saat ditarik, sehingga tanah menjadi gembur. Mata langai ini berbentuk lancip dan mengikuti bentuk boh langai, yang mirip anak panah besar. Untuk mendukung kekuatannya, boh langai terbuat dari kayu tahan lama seperti kayu laban.
![]() |
Boh Langai dengan mata untuk sawah kering |
Bagian lain yang penting adalah eh langai, batang kayu panjang sekitar 250 cm yang menghubungkan kerbau atau sapi penarik dengan bagian belakang, yaitu boh langai dan yok langai. Kayu yang digunakan harus kuat, biasanya dari pohon arena atau nibung. Pada beberapa jenis, eh langai memiliki lengkungan di bagian belakang, yang membuatnya stabil saat digunakan.
![]() |
Eh Langai |
Yok langai adalah komponen yang melingkari leher hewan penarik untuk mentransfer tenaga dorong ke alat bajak. Yok ini terbuat dari kayu dengan desain khusus agar sesuai dengan leher kerbau atau sapi. Bagian ini juga dilengkapi anyaman rotan yang mengikatnya dengan leher hewan sehingga tetap terpasang erat.
![]() |
Yok Langai |
Di bagian belakang, terdapat lamat, yaitu pegangan sepanjang 150 cm yang digunakan oleh ureung mau’e (pengendali langai) untuk menekan mata langai ke dalam tanah dan mengatur arah alat saat membajak. Lamat memudahkan petani dalam mengendalikan kedalaman dan arah gerakan alat ini.
Selain komponen utama, langai juga dilengkapi dua tali dari serat alami atau nilon. Tali ini membentang dari depan hingga ke belakang dan berfungsi untuk mengarahkan hewan penarik. Dengan menarik tali di sisi kanan atau kiri, petani dapat mengarahkan kerbau atau sapi agar berbelok sesuai kebutuhan.
Alat ini menunjukkan betapa inovatifnya sistem pembajakan tradisional, memanfaatkan bahan-bahan lokal dan desain sederhana yang tetap efektif untuk mendukung kegiatan pertanian, terutama di lahan basah dataran rendah maupun dataran tinggi.
0 Komentar