Terompah Panjang didalam
bahasa Aceh disebut dengan Silop Kayee, merupakan salah satu permainan
tradisional yang menggunakan kayu panjang dengan ukuran tertentu sebagai alat
mengadu kecepatan dengan menempuh jarak yang telah ditentukan. Sebagaimana
permainan tradisional egrang, permainan
terompah panjang ini juga sudah cukup dikenal oleh hampir seluruh masyarakat
Indonesia dan sering dilombakan pada acara peringatan kemerdekaan Republik
Indonesia.
Terompah Panjang ini
juga salah satu permainan yang dimainkan oleh masyarakat Pidie Jaya, Aceh
khusunya anak laki-laki dan perempuan, yang lebih sering dimainkan oleh siswa
di sekolah pada hari-hari tertentu misalnya pada perlombaan 17 Agustus untuk
memeriahkan hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
Untuk peraturan permainan
ini dimainkan oleh tiga atau lima orang dengan sepasang terompah. Untuk jumlah pengait kaki disesuaikan dengan
jumlah pemain yang akan memainkannya.
Pengait kedua kaki pemain dibuat dari karet ban, dengan lebar 7 cm
sedangkan panjang karet disesuaikan dengan lingkar kaki. Kemudian Pengait kaki ini dipaku dengan kuat
dikedua sisi kayu.Permainan terompah panjang ini bisa dimainkan di lapangan
berumput maupun di tanah datar.
Pada tahun 2019 Bidang
kebudayaan Dinas Pendidikan Kabupaten Pidie Jaya menyelenggarakan Festival
Budaya Daerah dengan menampilkan berbagai macam kegiatan yaitu Kuliner Khas Pidie Jaya,
Eksibisi Tarian Geudeu-gedeu, dan perlombaan-perlombaan permainan tradisional
seperti Hadang (gobak sodor ), terompah panjang, genteut Trieng (galah) yang
diikutsertakan siswa tingkat SMP dan MTs Se Kabupaten Pidie Jaya.
a)
Seluruh peserta dikelompokkan atau
dibagi dalam seri. Setiap seri maksimal 5 regu sesuai dengan jumlah lintasan.
b)
Regu peserta berjalan atau berlari
secepat-cepatnya menuju kearah 50 meter pertama. Setelah ujung belakang lewat garis, kembali dengan mengangkat
terompahnya keatas bukan memutar kearah samping kanan atau kiri, ujung terompah
diletakan dibelakang garis dan jalankan kearah awal jalan atau garis Finish.
c)
Regu dianggap sah, apabila peserta
terompah ujung bagian belakang melewati garis finish dengan tidak ada kesalahan
selama dalam perjalanan. Regu juga masih
dianggap sah walaupun regu tersebut jatuh ke depan, tetapi kedua kaki
masih kontak pada terompah meskipun tangan menyentuh tanah.
d)
Peserta dianggap gugur apabila :
Ø Tidak
berhasil mencapai garis finish
Ø Menginjak
lintasan peserta lain
Ø Dengan
sengaja menggangu peserta lainnya
Ø Salah
satu kaki atau kedua kaki menginjak tanah, artinya salah satu kaki atau kedua
kaki tidak ada kontak dengan terompah
Ø Terompah
rusak di tengah jalan.
e)
Ukuran Lapangan :
Ø Panjang
Lintasan : 50 meter
Ø Lebar
Lintasan : 1,5 meter (total 7,5 meter)
Ø Jumlah
Lintasan : 5
Sumber : Buku Permainan Trasional 2021
0 Komentar