Masjid ini sebagai salah satu Cagar Budaya yang berada di negeri berjuluk Japakeh.
Berada
dipinggiran ruas jalan Banda Aceh-Medan dengan bentuk empat persegi ini dengan
mudah ditemukan. Berdiri kokoh di
bantaran sungai Krueng Beuracan, Meureudu, inilah Masjid Tgk Di Pucok Krueng
dengan arsitek klasik yang masih membungkus dan terus terpelihara sampai saat
ini oleh masyarakat dan pemerintah Pijay.
Jejak rekam
sejarah masjid tua ini, dibangun oleh Teungku Abdussalam (Ada juga yang
menyebutkan Abdussalim) yang kerap dikenal dengan Teungku Chik Di Pucok Krueng.
Nama Teungku Chik Di Pucok Krueng inilah yang kemudian ditambalkan pada masjid
tertua di Meureudu. Dari penuturan ketua panitia pembangunan, Tgk Bukhari
kepada Serambinews.com, Selasa (19/4/2022) bahwa masjid Cagar Budaya ini (Masjid Teungku Chik Di Pucok Krueng)
didirikan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda pada tahun 1607 M-1636 M
atau kini telah berusia 386 tahun.
"Kala itu di Pidie Jaya
dibangun tiga masjid, yaitu Masjid Beuracan, Masjid Kuta Batee dan Masjid
Madinah di Kecamatan Meurah Dua yang merupakan pecahan dari kecamatan
Meureudu," jelasnya.
Dalam catatan,
Masjid Teungku Chik Di Pucok Kreung awalnya merupakan masjid satu-satunya
selain digunakan warga Beuracan juga digunakan oleh warga di tiga kemukiman,
Ulim, Pangwa, dan Beuriwueh. Berada dipinggiran ruas jalan Banda Aceh-Medan
dengan bentuk empat persegi ini dengan mudah ditemukan.
Berdiri kokoh
di bantaran sungai Krueng Beuracan, Meureudu, inilah Masjid Tgk Di Pucok Krueng
dengan arsitek klasik yang masih membungkus dan terus terpelihara sampai saat
ini oleh masyarakat dan pemerintah Pijay. Jejak rekam sejarah masjid tua ini,
dibangun oleh Teungku Abdussalam (Ada juga yang menyebutkan Abdussalim) yang
kerap dikenal dengan Teungku Chik Di Pucok Krueng.
Nama Teungku Chik Di Pucok Krueng
inilah yang kemudian ditambalkan pada masjid tertua di Meureudu.
Dari penuturan
ketua panitia pembangunan, Tgk Bukhari kepada Serambinews.com, Selasa
(19/4/2022) bahwa masjid Cagar Budaya ini
(Masjid Teungku Chik Di Pucok Krueng) didirikan pada masa pemerintahan
Sultan Iskandar Muda pada tahun 1607 M-1636 M atau kini telah berusia 386
tahun.
"Kala itu di Pidie Jaya
dibangun tiga masjid, yaitu Masjid Beuracan, Masjid Kuta Batee dan Masjid
Madinah di Kecamatan Meurah Dua yang merupakan pecahan dari kecamatan
Meureudu," jelasnya.
Dalam catatan, Masjid Teungku Chik Di Pucok Kreung awalnya merupakan masjid satu-satunya selain digunakan warga Beuracan juga digunakan oleh warga di tiga kemukiman, Ulim, Pangwa, dan Beuriwueh.
Usaha perluasan areal persawahan
terus dirintis bersama masyarakat setempat. Sehingga membuat Sultan Iskandar
Muda sempat tercengang melihat terobosan Tgk Di Pucok Krueng yang membuka lahan
baru di Gunung Raweu, yang terletak antara Kecamatan Meureudue, Pidie Jaya
dengan Kecamatan Geumpang Kabupaten
Pidie.
Kala itu,
Sultan Iskandar Muda penasaran karena seluruh bala tentara yang dipimpin
Panglima Malem Dagang dan Tgk Japakeh sudah berkumpul untuk memerangi kerajaan
Johor, Malaysia. Tapi, Tgk Di Pucok Krueng tak berada di tempat. Sehingga
Sultan Iskandar Muda dengan mengendarai Gajah Putih mengirim utusan untuk
menjemput Tgk Abdussalam. Namun, gajah
putih tersebut tak mau bergerak dan memberi isyarat dengan mengangkat belalai
sebagai tanda istirahat.
Gajah putih itu istirahat di Gampong
Bie, Kecamatan Meurah Dua.Nama Meurah Dua ini ditambalkan dari dua gajah
rombongan Sultan Iskandar Muda yang duduk menanti kepulangan Tgk Di Pucok
Krueng.
Demikian juga
nama Meureudu diambil dari nama Meurah Du artinya gajah duduk. Sementara itu,
menurut cerita kalangan Ulee Balang Seulimuem, Aceh Besar, Teuku Bustaman, adik
HT Johan mantan wakil Gubernur Aceh yang diceritakan kepada Tgk M Usman.
Bahwa guci di Masjid Bubu (Sekarang masjid Guci Rempong, Kecamatan Peukan Baro, Pidie) yang dibangun Tgk Chik Di Pasi merupakan hadiah dari kerajaan Cina. Pada sisi guci itu terdapat tulisan naga.Karena dalam Islam melarang gambar sehingga dikikis dan digantikan dengan khat Al-Quran.
Hingga saat ini, makam Tgk Di Pucok Krueng belum diketahui secara persis. Meski tiga kuburan di kaki Pucok Krueng, Meureudu sudah dipastikan bukanlah beliau. Sebab, menurut cerita turun temurun, Tgk Abdussalam saat itu menghilang ke arah barat tanpa kembali.
Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul
Melihat Jejak Masjid Bersejarah Tgk Di Pucok Krueng Beuracan, Dibangun Masa
Sultan Iskandar Muda,
https://aceh.tribunnews.com/2022/04/19/melihat-jejak-masjid-bersejarah-tgk-di-pucok-krueng-beuracan-dibangun-masa-sultan-iskandar-muda?page=4.
Penulis: Idris Ismail | Editor: Muhammad Hadi
0 Komentar