HARI MUSEUM NASIONAL: MEMBANGUN KESADARAN KOLEKTIF MASA LAMPAU MELALUI EKSISTENSI MUSEUM KABUPATEN PIDIE JAYA

Pengertian dan Fungsi Museum

Budayapijay.or.id - Menurut Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2015 tentang Museum, museum adalah lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan, memanfaatkan koleksi, dan mengomunikasikannya kepada masyarakat. Definisi museum berdasarkan konferensi umum ICOM (International Council Of Museums) yang ke-22 di Wina, Austria, pada 24 Agustus 2007 menyebutkan bahwa Museum adalah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, yang mengumpulkan, merawat, meneliti, mengomunikasikan, dan memamerkan warisan budaya dan lingkungannya yang bersifat kebendaan dan takbenda untuk tujuan pengkajian, pendidikan, dan kesenangan.

Secara etimologis kata museum berasal dari bahasa latin yaitu "museum" ("musea"). Aslinya dari bahasa Yunani "mouseion" yang merupakan kuil yang dipersembahkan untuk Muses (9 dewi seni dalam mitologi Yunani), dan merupakan bangunan tempat pendidikan dan kesenian, khususnya institut untuk filosofi dan penelitian pada perpustakaan di Alexandria yang didirikan oleh Ptolomy I Soter 280 SM.

Museum mengelola bukti material hasil budaya dan/atau material alam dan lingkungannya yang mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, kebudayaan, teknologi, dan/atau pariwisata untuk dikomunikasikan dan dipamerkan kepada masyarakat umum melalui pameran permanen, temporer, dan keliling. Kebanyakan museum menawarkan program dan kegiatan yang menjangkau seluruh pengunjung, termasuk orang dewasa, anak-anak, seluruh keluarga, dan tingkat profesi lainnya. Program untuk umum terdiri dari perkuliahan atau pelatihan dengan staf pengajar, orang-orang yang ahli, dengan film, musik atau pertunjukkan tarian, dan demonstrasi dengan teknologi.

sumber: Pengertian dan Fungsi Museum

Sejarah Hari Museum Nasional

Pada 2015 lalu, diselenggarakan pertemuan museum se-Indonesia di Kota Malang, Jawa Timur. Dalam pertemuan tersebut digelar juga musyawarah hingga pemilihan tanggal Hari Museum Nasional yakni tanggal 12 Oktober.

Penetapan tanggal Hari Museum Nasional diawali dengan Musyawarah Museum se-Indonesia (MMI). Pertemuan pertama diadakan pada tanggal 12 hingga 14 Oktober 1962 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Pada pertemuan pertama, ada beberapa gagasan dari sejumlah tokoh, pendiri, dan pemerhati museum untuk menyelenggarakan MMI. Dalam pertemuan tersebut, ada 40 orang yang hadir yakni, pimpinan, tokoh museum, pemerhati, dan pecinta museum.


Tokoh penting Drs. Moh. Amir Sutaarga yang dikenal sebagai 'Bapak Permuseuman Indonesia' juga hadir dalam MMI. Oleh karena itu, perjalanan Hari Museum Nasional menjadi saksi sekaligus menyimpan sejarah yang besar.

Sementara itu, ada 10 resolusi yang menjadi tonggak sejarah museum di Indonesia. Resolusi ini akan menjadi acuan kerja pemerintah dalam pembinaan juga pengembangan museum-museum yang ada di Indonesia. Berikut 10 resolusinya:

  1. Perlunya undang-undang tentang permuseuman.
  2. Resolusi Pembentukan Badan Musyawarah Museum Indonesia.
  3. Resolusi pembentukan National Committee of ICOM.
  4. Resolusi mengenai desakan agar terutama Pemerintah meningkatkan pemberian bantuan kepada museum-museum yang telah ada.
  5. Resolusi penambahan jumlah museum.
  6. Resolusi agar diadakan Musyawarah Museum Seluruh Indonesia II pada tahun 1965 di Jakarta.
  7. Resolusi tentang pembinaan dan pendidikan macam-macam tenaga museum, melalui kursus-kursus aplikasi, upgrading-courses dan menyokong pikiran pendirian suatu akademi di bidang museologi.
  8. Resolusi agar museologi masuk ke dalam kurikulum universitas.
  9. Resolusi agar museum secara aktif berfungsi untuk kepentingan sosial, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan agama.
  10. Resolusi agar museum dijadikan alat penggalang persahabatan bangsa-bangsa serta membantu perkembangan kebudayaan dunia.
sumber: Sejarah Hari Museum Nasional


Museum Kabupaten Pidie Jaya

Pidie Jaya sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Aceh melalui keputusan Bupati Pidie Jaya Nomor 209 Tahun 2022 telah mendirikan Museum Kabupaten Pidie Jaya pada tanggal 13 Mei 2022 yang bertujuan sebagai sarana penyimpanan, perlindungan, perawatan dan pemanfaatan Cagar Budaya ataupun bukan Cagar Budaya. Museum Pidie Jaya memiliki fungsi antara lain:

  1. Melindungi benda-benda warisan budaya yang memiliki arti penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, kebudayaan, teknologi, dan/atau peristiwa di Pidie Jaya.
  2. Mengembangkan  koleksi museum agar menjadi tambahan pengetahuan bagi semua kalangan masyarakat, khususnya Pidie Jaya.
  3. Memanfaatkan koleksi untuk tujuan pendidikan, penelitian, dan pengkajian.
  4. Mengomunikasikan koleksi dan kegiatan permuseuman kepada masyarkat.
Pada tanggal 28 Juli 2022, Museum Pidie Jaya dinyatakan lulus verifikasi terhadap dokumen profil museum dan telah memenuhi persyaratan pendirian museum serta telah dimasukkan ke dalam basis data museum se-Indonesia yang dikelola oleh Direktorat Pelindungan Kebudayaan sehingga data Museum Kabupaten Pidie Jaya dapat diakses melalui https://museum.kemdikbud.go.id/ dengan link Profil Museum Kabupaten Pidie Jaya.


Seputar Museum Pidie Jaya

Museum Pidie Jaya atau yang umum dikenal masyarakat dengan sebutan “Rumoh Aceh” berlokasi di Taman Kota Pidie Jaya, sisi barat Komplek Perkantoran Bupati, Gampong Manyang Lancok, Kec. Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya. Pendirian museum ini diprakarsai oleh Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pidie Jaya, Marzuwan, M.Pd. Ide pendirian museum ini disambut antusias oleh Bapak Saiful, M.Pd. (Kepala Bappeda Pidie Jaya sekarang) yang saat itu menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pidie Jaya. 

Berkat kesungguhan untuk mewujudkan ide pendirian museum ini dan atas dukungan dari berbagai pihak utamanya Bupati Pidie Jaya, Aiyub bin Abbas, Museum Pidie Jaya berdiri pada tanggal 07 Juni 2020. Rumoh Aceh dipilih sebagai bangunan utama dari museum sebagai bukti kekayaan intelektual nenek moyang kita pada zamannya. Rumoh Aceh ini merupakan warisan dari saudagar Muhammad Daud -salah satu saudagar terpandang di kawasan Meureudu pada masanya- yang dibangun pada tahun 1830 masehi. Selama lebih kurang 200 tahun terakhir rumah ini terus dirawat dan dilestarikan oleh ahli waris dari generasi ke generasi. 

Tahap Awal Perakitan Rumoh Aceh Bangunan Museum Kabupaten Pidie Jaya
Dokumen Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pidie Jaya


Kondisi Awal Museum Kabupaten Pidie Jaya
Dokumen Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pidie Jaya


Pada masanya, rumah ini merupakan salah satu rumah mewah berbahan dasar kayu jati, merbau, dan semantok yang disokong dengan 28 tiang penyangga dan berhiaskan 7 macam ornamen ukiran yang menawan. Setiap sisi dari rumah ini memiliki makna filosofis tersendiri dan turut menjadi saksi sejarah perkembangan Pidie Jaya dari masa ke masa. Awalnya rumah ini berada di Gampong Meunasah Balek, Kec. Meuredu. Karena faktor historis dan kekayaan budaya yang terkandung didalamnya, atas persetujuan Tgk. Nur Iman -kolektor yang mengambil alih kepemilikan rumah ini dari ahli waris- Rumoh Aceh ini dipindahkan ke Taman Kota dan sampai hari ini dipertahankan orisinilitasnya sebagai Museum Pidie Jaya. 

Tampak Depan Museum Kabupaten Pidie Jaya
Dokumen Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pidie Jaya

Saat ini Museum Pidie Jaya mengoleksi seratusan benda peninggalan sejarah dan kebudayaan yg terdiri atas foto, dokumen, alat rumah tangga, alat perhubungan, alat pertanian, alat transportasi, permainan tradisional, pakaian, perhiasan, koleksi numismatik, alat ibadah, dan sebagainya. Koleksi museum ini ditata sedemikian rupa menyesuaikan dengan fungsi ruangan dalam Rumoh Aceh pada masanya. Koleksi ditata mulai dari lantai dasar, serambi depan, serambi tengah, kamar, serambi belakang, dan pekarangan. Di pekarangan museum bagian belakang terdapat sebuah krong pade (tempat penyimpanan beras tradisional) lengkap dengan dua buah Jeungki (alat penumbuk padi tradisional) di kanan kiri nya. Selain itujuga terdapat dua buah balee (balai tempat duduk) yang pada zaman dahulu biasa digunakan untuk bersantai maupun menerima tamu. Pengunjung yang memasuki area museum ini akan merasakan atmosfir yang berbeda seakan sedang meluncur dalam lorong waktu ke masa abad 19. Untuk menguatkan fungsi museum sebagai arena rekreasi, Museum Pidie Jaya dikelilingi taman bunga yang asri dan berbagai tanaman obat tradisional. 

Koleksi Museum Kabupaten Pidie Jaya
Dokumen Pribadi

Setiap sore pengunjung juga dapat menyaksikan peserta didik yang tergabung dalam Sanggar Seni Meurah Setia berlatih menari dan memainkan alat musik tradisional Aceh seperti rapa’i dan serunee kalee. Gerak tarian yg enerjik ditambah permainan musik tradisional yang artistik menjadikan pengunjung semakin tertarik untuk melihat lebih dekat Museum Pidie Jaya. Hal unik yang mungkin tidak didapati di museum lain adalah setiap pengunjung yang ingin memasuki Museum Pidie Jaya harus menaiki rakit menyeberangi danau buatan yang mengelilingi area museum. Ditambah latar belakang sawah penduduk yang terbentang luas dan bukit barisan yang berjajar rapi menjulang tinggi membuat masyarakat selalu menjadikan Museum Pidie Jaya sebagai tujuan bersantai di sore hari. Tak jarang area museum juga dijadikan sebagai spot foto pre-wedding. Rata-rata pengunjung harian di Museum Pidie Jaya antara 50 sampai dengan 100 orang. Jumlah ini bisa melonjak sepuluh kali lipat di musim liburan sekolah.

Pengunjung Kabupaten Pidie Jaya
Dokumen Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pidie Jaya

sumber: Info Seputar Museum Kabupaten Pidie Jaya


Bertepatan dengan Hari Museum Nasional yang jatuh pada tanggal 12 Oktober, hendaknya menjadi refleksi diri bagi kita semua untuk kembali bernostalgia "romantisme masalalu" dengan melihat dan meresapi nilai-nilai yang hidup sejak zaman dahulu bersama dengan benda dan bangunan Cagar Budaya. Hal ini dapat memperkuat rasa kecintaan terhadap kebudayaan asli daerah serta menjaga eksistensi nilai budaya dalam masyarakat.


Penyunting: Afdhal Zikri, S.Pd (Ahli Pertama - Pamong Budaya)

Posting Komentar

0 Komentar

advertise

Menu Sponsor

Subscribe Text

Ikuti Channel YouTube Budaya Pijay