Budayapijay.or.id - Situs makam kuno Lueng Bimba terletak di gampong Lueng Bimba Kecamatan Meurah Dua Kabupaten Pidie Jaya. Situs ini terletak pada koordinat 05' 15'06,7" ˚LU - 096' 16'27,0" ˚BT dan berada pada ketinggian 5 mdpl.
Makam kuno Lueng Bimba berada didalam sebuah komplek pemakan seluas 15 x 6 meter. Didalam komplek ini terdapat pemakaman modern dan juga pemakaman kuno. Pemakaman kuno sendiri terbagi menjadi kedalam dua kelompok yaitu kelompok batu nisan plang-pling dan kelompok batu nisan pipih.
Pada kelompok makam plang-pling terdapat 6 buah nisan, 2 diantaranya tidak in-situ. Batu nisan plang-pling ini berbentuk persegi dengan puncak lebih runcing dengan ukuran rata-rata panjang 25 cm dan lebar 18 cm. Beberapa batu nisan jenis plang-pling ini terdapat inkripsi kaligrafi dibadannya namun belum terbaca. Selain itu, motif flora dan sulur menghiasi permukaan mulai dari puncak hingga kaki. Pada bagian dasar nisan terdapat motif "padma" pada keempat sisinya. Dalam kajian ikonografi, "padma" merupakan motif yang berasosiasi dengan objek ritual keagamaan dalam agama Budha (Inagurasi 2017, 2020). Berdasarkan kajian terdahulu, plang-pling adalah batu nisan yang mewakili abad ke-15 Masehi (Husni et al. 2019). Berdasarkan persamaan bentuknya, diperkirakan batu nisan plang-pling di situs ini berasal dari periode waktu yang sama. Sejauh ini, situs ini adalah satu-satunya lokasi yang memiliki tinggalan batu nisan jenis plang-pling di kawasan Pidie Jaya.
Kelompok makam lainnya ditandai oleh batu nisan pipih yang dibuat dari batu pasir coklat kekuningan. Pada kelompok ini terdapat 6 batu nisan pipih bersayap (Ambary: sayap-bucrane) dan posisinya tidak lagi in-situ. Nisan ini memiliki tinggi 55 cm, panjang 18 cm, dan lebar 10 cm. Walaupun bentuknya pipih dan memiliki sayap, namun morfologi batu nisan ini agak berbeda dengan batu nisan pipih dalam tipologi batu nisan Aceh lainnya. Perbedaan paling nyata terletak pada bentuk dasar dan tidak ada motif pada batu nisan ini. Namun, batu nisan ini sekilas menyerupai batu nisan di komplek makam Batee Balee di Samudera Pasai yang berasal dari abad ke-15 Masehi.
Masyarakat Lokal sendiri mengenal situs ini dengan komplek makam "Teungku Kumuneng". Beliau dipercaya sebagai seorang ulama di kawasan ini pada masa lampau. Namun, berdasarkan temuan batu nisan plang-pling tersebut, situs ini adalah situs tertua yang ditemukan di Pidie Jaya. Batu nisan tersebut kerap di asosiasikan dengan kawasan Lamuri di situs Lamreh - Aceh Besar yang merupakan wilayah independen di Aceh pada awal abad ke-16 Masehi. Hal ini diperkuat dengan penemuan ratusan batu nisan yang motifnya sama persis diantara kedua situs tersebut. Keberadaan batu nisan ini memiliki nilai yang sangat penting dalam merekonstruksi ulang sejarah Pidie Jaya sejak 600 tahun yang lalu dan mampu memberikan gambaran yang lebih jelas tentang sejarah perkembangan Islam dan kebudayaan masyarakat Pidie Jaya sejak awal abad ke-15 Masehi.
Situs Makam Kuno Lueng Bimba ini dimiliki dan dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya.
0 Komentar