Kegiatan kali ini merupakan Peut Sagoe Art Festival dengan tajuk "Adat Tapeutimang, Agama Bek Leukang, Reusam Tajaga" yang akan diselenggarakan di Lapangan Utama Balee Mideun, Meurah Seutia, pada 8 hingga 9 November 2022.
Perhelatan ini direncanakan akan dibuka oleh Kadisbudpar Aceh, Almuniza Kamal dan akan dihadiri oleh Bupati Pidie Jaya, H. Aiyub Abbas dan tamu undangan lainnya.
Pembukaan kegiatan ini diagendakan akan menampilkan sejumlah penampilan seperti tari tradisi, kreasi, seni tutur seumapa, hikayat, termasuk salah satu tarian khas Pidie Jaya, yaitu Rapa i Bubee.
Rapa i Bubee sendiri merupakan Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Pidie Jaya, yang ditetapkan pada bulan Desember 2020 Di Jakarta dengan Nomor: 129224/MPK.F/KB/2020 dan disahkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim, B.A.,M.B.A.
Baca Selengkapnya : Budayapijay - Sejarah Rapa i Bubee
Siswa SDN 11 Meuredu yang menjuarai lomba Seumapa pada kegiatan Fistival Seumapa 2022, Siswa SMA Jangka Buya yang berpartisipasi dalam kegiatan Fistival Hikayat 2022, serta Sanggar Meurah Seutia turut memeriahkan kegiatan ini.
Siswa SDN 11 Meureudu kembali mempersembahkan Seni Tutur Seumapa, sedangkan Siswa SMA Jangka Buya juga akan menampilkan Seni Tutur Hikayat.
Sanggar Meurah Seutia pada kesempatan ini menampilkan tarian tradisional Peumulia Jame dan Teumampo yang merupakan kesenian khas Pidie Jaya.
Baca Selengkapnya : Budayapijay - Tari Teumampo
Dalam rangkaian kegiatan ini juga, akan dilaksanakan Festival Dike Maulid se Kabupaten Pidie Jaya yang akan dilaksanakan pada Rabu (9/11/2022). Diperkirakan, paling tidak akan ada 10 grup yang akan ikut andil berkompetisi dalam ajang ini untuk menjadi peserta terbaik.
Sanggar Seni Piasan Nanggroe binaan Gampong Meunasah Balek, Kecamatan Merdu yang sempat berpartisipasi dalam Festival Siak Bermadah (FSB) 2022 di Riau ini juga turut memeriahkan pagelaran Peut Sagoe Festival dengan menampilkan seni tari Seudati serta Rapa i Geleng.
Untuk menutup kegiatan ini, kembali menghadirkan ragam khazanah kebudayaan Pidie Jaya, seperti Seudati, Rapa i Geleng, Dodaidi, dan Seumapa dari murid SD.
Melalui kegiatan kebudayaan ini, diharapkan dapat menjaga dan mengapresiasi kekayaan tradisi serta budaya Aceh khususnya Pidie Jaya. Selain itu juga, kegiatan seperti ini juga menjadi sarana promosi budaya yang dapat menarik minat wisatawan untuk menyelami dan mempelajari berbagai kebudayaan dan keanekaragaman kearifan lokal.
Referensi : aceh.tribunnews.com
Penulis: Afdhal Zikri, S.Pd (Ahli Pertama - Pamong Budaya)
0 Komentar