Budayapijay.or.id - Pemilihan Presiden Indonesia pada tanggal 5 Juli 2004 adalah momen penting dalam sejarah demokrasi Indonesia. Pemilihan tersebut merupakan pemilihan presiden pertama yang dilakukan secara langsung oleh rakyat setelah masa Orde Baru yang berlangsung selama lebih dari tiga puluh tahun di Indonesia. Putaran pertama pemilihan ini melibatkan lima pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres). Mari kita jelajahi lebih lanjut tentang sejarah pemilihan presiden ini dan mengenal kelima pasangan capres-cawapres yang berpartisipasi.
Setelah jatuhnya rezim Orde Baru pada tahun 1998, reformasi politik di Indonesia mengalami perkembangan yang signifikan. Pada tahun 1999, pemilihan umum dilakukan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan pada tahun 2001, pemilihan umum juga diadakan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Pemilihan Presiden Indonesia pada tahun 2004 menjadi puncak dari proses demokratisasi yang sedang berlangsung di negara ini.
wikipedia |
Berikut adalah daftar lima pasangan capres-cawapres yang berpartisipasi dalam Pemilihan Presiden Indonesia 2004 putaran I:
1. Susilo Bambang Yudhoyono - Jusuf Kalla:
Pasangan ini diusung oleh Partai Demokrat dan Partai Golkar. Susilo Bambang Yudhoyono, yang juga dikenal sebagai SBY, adalah seorang jenderal militer yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Koordinator Politik dan Keamanan di kabinet Presiden Megawati Soekarnoputri. Jusuf Kalla adalah seorang pengusaha sukses dan mantan Menteri Perdagangan dan Industri. Pasangan ini memenangkan pemilihan presiden pada putaran kedua dan memimpin Indonesia selama dua periode (2004-2009 dan 2009-2014).
Referensi: https://en.wikipedia.org/wiki/Susilo_Bambang_Yudhoyono
2. Megawati Soekarnoputri - Hasyim Muzadi:
Megawati Soekarnoputri, putri dari Presiden pertama Indonesia, Soekarno, adalah pendiri Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Dia telah menjadi presiden sejak tahun 2001, menggantikan Abdurrahman Wahid yang dipecat oleh MPR. Hasyim Muzadi adalah seorang ulama yang menjabat sebagai ketua Nahdlatul Ulama (NU), sebuah organisasi Islam yang besar dan berpengaruh di Indonesia. Meskipun pasangan ini tidak berhasil memenangkan pemilihan putaran pertama, Megawati Soekarnoputri menjadi presiden pada periode sebelumnya dan merupakan pesaing kuat dalam pemilihan ini.
Referensi: https://en.wikipedia.org/wiki/Megawati_Soekarnoputri
3. Wiranto - Salahuddin Wahid:
Wiranto adalah seorang jenderal militer yang sebelumnya menjabat sebagai Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Ia memilih Partai Demokrat sebagai partai pengusungnya. Salahuddin Wahid, yang akrab disapa Gus Solah, adalah adik dari Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, mantan presiden Indonesia. Gus Solah adalah seorang intelektual muslim dan tokoh masyarakat yang dikenal karena advokasi hak asasi manusia. Pasangan ini berusaha memperoleh dukungan luas dengan menggabungkan isu militer dan keagamaan dalam kampanye mereka.
Referensi: https://en.wikipedia.org/wiki/Wiranto
4. Amien Rais - Siswono Yudo Husodo:
Amien Rais adalah seorang intelektual dan tokoh politik yang terkait dengan gerakan mahasiswa dan reformasi Indonesia. Ia adalah ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan ketua Partai Amanat Nasional (PAN). Siswono Yudo Husodo adalah seorang profesor dan mantan Menteri Riset dan Teknologi. Pasangan ini berfokus pada isu-isu demokrasi, reformasi, dan perlawanan terhadap elit politik lama. Meskipun pasangan ini tidak berhasil memenangkan pemilihan, mereka tetap menjadi suara alternatif dalam proses demokratisasi Indonesia.
Referensi: https://en.wikipedia.org/wiki/Amien_Rais
5. Hamzah Haz - Agum Gumelar:
Hamzah Haz adalah seorang ulama dan tokoh politik yang pernah menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia pada masa pemerintahan Abdurrahman Wahid. Ia adalah ketua Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Agum Gumelar adalah seorang mantan jenderal militer yang dihormati dan pernah menjabat sebagai Menteri Perhubungan. Pasangan ini mewakili partai Islam dan berkomitmen untuk memperjuangkan kepentingan umat Muslim dalam konteks politik nasional.
Referensi: https://en.wikipedia.org/wiki/Hamzah_Haz
Pemilihan Presiden Indonesia 2004 putaran I adalah langkah penting dalam membangun sistem demokrasi yang lebih kuat di Indonesia. Dengan melibatkan lima pasangan capres-cawapres yang mewakili berbagai latar belakang politik, pemilihan ini memperlihatkan keragaman pendapat dan pilihan politik yang ada di negara ini. Pasangan Susilo Bambang Yudhoyono - Jusuf Kalla berhasil memperoleh suara terbanyak dalam putaran pertama dan melanjutkan ke putaran kedua, yang akhirnya memenangkan pemilihan presiden.
Penulis: Afdhal Zikri, S.Pd
0 Komentar