Teungku Chik Pante
Geulima adalah salah seorang ulama besar yang sangat terkenal di Bumi Aceh,
bahkan hingga sampai keluar Aceh. Beliau bukan saja sebagai panglima perang
dalam melawan penjajah tetapi juga salah seorang Sastrawan yang sangat terkenal
pada masa dahulu dan masih dikenang hingga sekarang di bumi Aceh.
Pada masa kecil Teungku Chik Pantee Geulima sudah sudah belajar ilmu
agama islam, beliau belajar pada Teungku di Rangkang yang merupakan asisten
ayahnya. Padahal ayah Teungku Pante Geulima adalah juga salah seorang ulama
yang sangat terkenal pada masa itu, siapa yang tak mengenal Teungku Chik Pante
Ya’kub sang pendiri pondok pasantren yang berada di Pante Geulima.
Setelah Teungku Pante Geulima merasa sudah paham tentang ajaran-ajaran
dan hukum islam beliau kemudian belajar pada ayahnya. Beliau sangat pandai
bahasa Arab, fikih, ilmu tauhid, dan masih banyak yang lainnya. Teungku Chik
Pante Geulima memiliki nama yang asli yaitu, Teungku Syeh H. Ismail. Beliau
lahir di Gampong Blang Meureudu pada tahun 1839 M, Beliau memiliki darah
keturunan Sultan Kerajaan Aceh Darussalam yang ke 10 yaitu Sultan Sayydil
Mukamil.
Disamping belajar ilmu agama Teungku Chik Pante Geulima juga belajar
ilmu militer pada Pusat Pendidikan Laskar Aceh Makhad Baitul Makdis. Teungku
Chik Pante Geulima juga belajar ilmu agama pada pondok pasantren Teungku Abu
Tanoh Abee dan Dayah di Geulumpang Minyeuk.
Beliau merupakan salah seorang murid yang paling cerdas sehingga di
percayakan mengajar dan menjadi asisten Syekh di Masjidil Haram.
Pada tahun 1863 Teungku Chik Pante Geulima mendapat Gelar Syekh, setelah
mendapat gelar tesebut barulah beliau kembali ke kampung halamannya. Setiba di
kampung halamannya beliau diangkat menjadi Teungku Chik di dayah pante Geulima
menggantikan ayahnya.
Dayah pante Geulima mengalami kemajuan yang sangat pesat pada masa itu,
para murid-muridnya tidak saja berasal dari Aceh, akan tetapi ada juga yang
berasal dari luar Aceh bahkan ada yang berasal dari luar negeri.
Pada tahun 1873 Teungku Chik Pante Geulima di angkat menjadi panglima
perang, beliau mempersiapkan pasukannya untuk menyerang penjajah Belanda di
Kuta Raja. Teungku Chik Pante Geulima bahkan pernah membawa pasukannya hingga
ketanah Batak dan karo untuk memerangi penjajah Belanda.
Pada tahun 1889 M teungku Chik Pante Geulima merampungkan sebuah hikayat
yang berjudul Malem Dagang. Dan masih banyak lagi hikayat-hikayat yang di
karang oleh Teungku Chik Pante Geulima.
Teungku Chik Pante Geulima syahid dalam sebuah peperangan pada tahun 1904 sore
Jum’at, beliau di makamkan di Gampong Meurandeh Alue, Bandar Dua Pidie Jaya.
Penulis: Tiara
Editor: TS
0 Komentar